Senin, 29 April 2013

Lima "Comeback" Terbaik di Liga Champions


Lima "Comeback" Terbaik di Liga Champions

Barcelona dan Real Madrid akan menjalani pertandingan sulit pada pertandingan leg kedua semifinal Liga Champions. Kedua klub raksasa Spanyol itu harus mengejar defisit lebih dari dua gol agar bisa lolos ke final.

Madrid kalah 1-4 dari Borussia Dortmund pada legpertama di Signa Iduna Park, Rabu (24/4/2013). Dengan begitu, mau tidak mau, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan harus memenangi laga di Santiago Bernabeu, Selasa atau Rabu (1/5/2013) dini hari WIB, dengan skor minimal 3-0 untuk lolos ke final.

Sementara itu, Barca butuh kerja keras untuk tampil di final, menyusul kekalahan 0-4 dari Bayern Muenchen pada pertandingan pertama semifinal Liga Champions di Allianz Arena, Selasa (23/4/2013). El Barca pun mutlak harus meraih kemenangan dengan selisih lima gol saat menjamu Bayern di Camp Nou, Rabu atau Kamis (2/5/2013) dini hari WIB untuk ke final.

UEFA melansir, sejauh ini hanya ada lima tim yang mampu melakukan comeback dengan defisit lebih dari dua gol untuk lolos ke babak berikutnya semenjak 1992. Teranyar, comeback itu dilakukan Barcelona ketika mengempaskan AC Milan pada babak 16 besar Liga Champions musim ini.

Berikut lima comeback terbaik di Liga Champions versi UEFA


Perempat final 2003-2004
AC Milan 4-1 Deportivo La Coruna (leg pertama)
Deportivo La Coruna 4-0 AC Milan (leg kedua)

AC Milan sepertinya akan mudah lolos ke semifinal ketika berhasil mengempaskan Deportivo La Coruna 4-1 di San Siro. Pada pertandingan tersebut, Kaka mencetak sepasang gol bagi Milan dan sisanya ditorehkan Andrea Pirlo dan Andriy Shevchenko. Super Depor hanya mampu memangkas skor lewat kreasi Walter Pandiani.

Namun, malapetaka bagi Milan terjadi di Stadion Riazor. Bahkan, sebelum turun minum, Deportivo sudah mencetak tiga gol lewat aksi Walter Pandiani, Juan Carlos Valeron, dan Albert Luque. Pemain pengganti Fran Gonzalez pun sukses mengemas gol penentu pada menit ke-76 untuk memastikan kemenangan Deportivo 4-0 sekaligus lolos dengan agregat 5-4.

Pelatih Deportivo, Javier Irureta, pun langsung melaksanakan nazarnya seusai kemenangan tersebut dengan jalan kaki ke sebuah tempat ziarah ke kota Santiago de Compostela, yang berjarak sekitar 54 kilometer.

"Sesuatu yang bernilai untuk pergi ke Santiago setelah kemenangan ini. Saya akan berjalan ke Santiago karena janji adalah janji," ujar Irureta kala itu.

Perempat final 2003-2004
Real Madrid 4-2 AS Monaco (leg pertama)
AS Monaco 3-1 Real Madrid (leg kedua)

Setelah peluit panjang berbunyi di Santiago Bernabeu pada 24 Maret 2004 silam, tak ada yang menyangka bahwa AS Monaco akan mampu membalikkan keadaan setelah takluk 2-4 oleh Real Madrid. Bahkan, pelatih Monaco ketika itu, Didier Deschamp, mengatakan, "Jika saya memikirkan itu (kekalahan dari Madrid), lebih baik saya berada di rumah."

Saat melakoni leg kedua; publik di Stade Louis II, kandang Monaco, pun sempat gigit jari ketika Raul Gonzales membobol gawang tim kesayangannya pada menit ke-35. Namun, gol Ludovic Giuly pada penghujung babak pertama membangkitkan asa tuan rumah.

Benar saja, sepasang gol Fernando Morientes pada menit ke-48 dan Giuly (66) pun mampu memutarkan prediksi banyak orang. Walhasil, Monaco pun berpesta di kandangnya sendiri karena mampu lolos ke semifinal dengan agregat 5-5, unggul produktivitas gol.

Perempat final 1999-2000
Chelsea 3-1 Barcelona (leg pertama)
Barcelona 5-1 Chelsea (leg kedua)

Publik Stamford Bridge bersorak ketika Gianfranco Zola dan Tore Andre Flo menjadi kreator kemenangan 3-1 Chelsea atas Barcelona. Pendukung The Blues pun mulai tak sabar ingin menyaksikan The Blues berlaga di semifinal.

Akan tetapi, Barcelona tampil luar biasa ketika menjamu mereka di Camp Nou. Pertandingan pun berjalan dramatis karena harus dilanjutkan ke babak tambahan setelah skor 3-1 bertahan hingga waktu normal 90 menit.

Di babak tambahan tersebut, Barcelona pun akhirnya sukses membuat Chelsea tak berdaya setelah Rivaldo dan Patrick Kluivert masing-masing mencetak satu gol untuk mengakhiri laga dengan kemenangan Barcelona 5-1 sekaligus unggul agregat 6-4.

"Kami melakukan hal yang tidak perlu dilakukan, yaitu bertahan dengan sangat buruk sekali," sesal Pelatih Chelsea, Gianluca Vialli, ketika itu.

Babak 16 besar 2011-2012
Napoli 3-1 Chelsea (leg pertama)
Chelsea 4-1 Napoli (leg kedua)

Kepala Pelatih Chelsea Andre Villas-Boas dibuat pusing di Naples setelah dua gol Ezequiel Lavezzi dan satu gol Edinson Cavani bersarang ke gawang Petr Cech. Satu gol dari Juan Mata pun tak mampu menyelamatkan Chelsea dalam pertandingan yang berakhir 3-1 untuk Napoli.

Setelah laga tersebut, Villas-Boas pun didepak dari kursi pelatih Chelsea dan digantikan Roberto Di Matteo. Pertandingan kedua di Stamford Bridge pun menjadi titik balik kesuksesan pelatih asal Italia itu saat membesut Didier Drogba dan kawan-kawan.

Pertandingan berjalan sengit pada waktu normal. Hingga 90 menit, Chelsea mampu unggul 3-1 lewat torehan Drogba, John Terry, dan Frank Lampard. Napoli memperkecil ketertinggalan lewat gol Gokhan Inler pada paruh kedua.

Adalah Branislav Ivanovic yang menjadi pahlawan bagi Chelsea pada malam tersebut. Golnya pada menit ke-105 memastikan kemenangan Chelsea 4-1, dan tim pun berhasil lolos ke perempat final. Bahkan, The Blues akhirnya menjuarai turnamen ini untuk kali pertama setelah mengempaskan Bayern Muenchen di partai final.

"Saya mempuyai beberapa malam hebat, tetapi mungkin ini adalah pertandingan yang terbaik dalam sejarah klub ini," kata Di Matteo seusai menang atas Napoli.

Babak 16 besar 2012-2013
AC Milan 2-0 Barcelona (leg pertama)
Barcelona 4-0 AC Milan (leg kedua)

Dua gol dari Kevin Prince Boateng dan Sulley Muntari ke gawang Barcelona yang dikawal Victor Valdes seakan membuat kepercayaan diri pemain AC Milan meningkat untuk menatap perempat final Liga Champions musim ini.

Namun, Lionel Messi dan kawan-kawan seperti menyihir publik Camp Nou pada leg kedua. Bermain dengan semangat tinggi, kiper AC Milan, Christian Abbiati, seakan tidak percaya gawangnya dibobol empat kali oleh sepasang gol Messi dan dua gol dari David Villa dan Jordi Alba.

"Inilah Barcelona dan inilah yang diinginkan fans di setiap pertandingan," ujar Lionel Messi seusai pertandingan tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar